Contoh Hikayat


Sinopsis :
Hikayat Bayan Budiman
Di negeri Ajam, tinggalah Khojan Mubarak. Dia amat kaya tetapi tidak memiliki anak. Dia berdoa kepada Tuhan dan tidak lama kemudian istrinya melahirkan seorang anak laki-laki bernama Khojan Maimun.
Saat Khojan Maimun berumur lima tahun, dia mengaji sampai umur lima belas tahun. Kemudian dinikahkan dengan perempuan cantik anak saudagar, namanya Bibi Zainab.
Sesudah beristri, Khojan Maimun membeli seekor burung bayan jantan dan seekor tiung betina. Pada suatu hari, Khojan Maimun ingin berdagang ke laut. Sebelum dia pergi, dia berpesan kepada istrinya, jika ada masalah saat dia pergi berdagang, maka bermufakatlah dengan dua ekor unggas itu.
Tak lama setelah Khojan Maimun pergi, anak raja Ajam yang sedang berkuda melihat Bibi Zainab yang cantik. Lalu anak raja itu ingin berkencan dengan Bibi. Anak raja dibantu oleh perantara wanita tua. Pada suatu malam, Bibi Zainab berpamitan untuk bertemu anak raja pada burung tiung. Burung tiung menasihati bahwa perbuatan itu berdosa. Marahlah Bibi Zainab, lalu tiung disentakan dari sangkar dan mati.
Bibi Zainab berkata pada burung bayan yang pura-pura tidur. Bayan berpura-pura terkejut dan berfikir bila ia menjawab seperti tiung, maka matilah ia. Setelah barfikir dia mendapatkan cara agar menaasehati Bibi dengan cerita.
Bibi Zainab ingin mendengar cerita itu. Bayanpun bercerita agar Bibi Zainab dapat melalaikan keinginannya. Setiap malam, bayan selalu bercerita hingga 24 malam dengan 24 kisah, akhirnya Bibi Zainab insaf dan menunggu suaminya pulang dari rantauan.


Hikayat Bayan Budiman
Sebermula ada saudagar di negara Ajam. Khojan Mubarok namanya, terlalu amat kaya, akan tetapi ia tiada beranak. Tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan, maka saudagar Mubarok pun beranaklah istrinya seorang anak laki-laki yang di beri nama Khojan Maimun.
          Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka di serahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun, ia di pinangkan dengan anak saudagar yang kaya, amat elok parasnya, namanya Bibi Zainab.
          Hatta beberapa lamanya khojan Maimun beristri itu, ia membeli seekor burung bayan jantan. Maka beberapa di antara itu ia juga membeli seekor tiung betina, lalu di bawanya ke rumah dan di taruhnya hampir sangkaran bayan juga. Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut, lalu minta izinlah dia kepada istrinya. Sebelum dia pergi, berpesanlah dia pada istrinya itu. Jika ada barang suatu pekerjaan, mufakatlah dengan dua ekor unggas itu, hubaya-hubaya jangan tiada, karena fitnah di dunia amat besar lagi tajam dari pada senjata.
          Hatta beberapa lama di tinggal suaminya, ada anak Raja Ajam yang berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok. Berkencanlah mereka untuk bertemu melalui seorang perempuan tua. Maka pada suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada burung tiung itu hendak menemui anak raja itu, maka bernasihatkah di tentang perbuatanya yang melanggar aturan Allah SWT. Maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati.
          Lalu Bibi Zainab pun pergi mendapatkan bayan yang sedang berpura-pura tidur. Maka bayanpun berpura-pura terkejut dengan mendengar kehendak hati Bibi Zainab pergi mendapatkan anak raja. Maka bayanpun berpikir bila ia menjawab seperti tiung maka ia juga akan binasa.
Setelah ia sudah berpikir demikian itu, mak ujarnya,"Aduhai Siti yang baik paras, pergilah dengan segeranya mendapatkan anak raja itu. Apapun hamba ini haraplah tuan, jikalau jahat sekalipun pekerjaan tuan, Insya Allah di atas kepala hambalah menanggungnya. Baiklah tuan pergi, karena sudah di nanti anak raja itu. Apalah dicara oleh segala manusia di dunia ini selain martabat, kesabaran, dan kekayaan ? Adapun akan hamba, tuan ini adalahseperti hikayat seekor unggas bayan yang dicabut bulunya oleh tuannya seorang istri saudagar.
Maka berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita tersebut. Maka Bayanpun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat memperlalaikan perempuan itu.
          Hatta setiap malam, Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak raja itu, dan setiap berpamitan dengan bayan, maka di berilah ia cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatanya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya.







Nama : Dela Fahriana H
No    : 03
Kelas : X Akselerasi 2